Rabu, 03 Agustus 2016

Penyebab Burung Tidak Ngeplong, Meski Sudah Cukup Umur (Cara Mengatasi Nya)


Penyebab Burung Tidak Ngeplong, Meski Sudah Cukup Umur

Merawat burung pada dasarnya merupakan kombinasi antara seni, pengalaman, dan keilmuan. Karena itulah, dalam beberapa hal, tips untuk penanganan masalah tertentu tidak mungkin bersifat baku, karena tergantung dari faktor pemicu, proses perawatan, karakter burung, dan pengalaman dari setiap penghobi burung. Namun, untuk hal-hal yang berkaitan dengan fisiologis dan metabolisme di dalam tubuh, ada kesamaan pada sebagian besar burung kicauan. Dari kombinasi itulah, Sahabat Kicau ingin berbagi ilmu tentang deteksi penyebab burung kicauan tidak bisa ngeplong, meski burung sudah cukup umur, dan beberapa cara untuk mengatasinya.

Ngeriwik merupakan fase kedua dari proses berkicaunya seekor burung, khususnya burung kicauan. Adapun fase pertama adalah cuap-cuap, dengan nada tak jelas dan irama tak beraturan, yang dimiliki burung sejak ia menetas.

Manakala burung sudah memasuki umur dewasa kelamin, mestinya sudah memasuki fase ketiga dari proses berkicau tersebut, yaitu ngeplong. Sebagian besar burung kicauan akan memasuki fase ini jika sudah berumur minimal 8 bulan.

Namun, akibat beberapa faktor, tidak sedikit burung yang telah mencapai umur dewasa kelamin alias sudah cukup umur masih saja ngeriwik, dan belum ngeplong. Hal ini terkadang membuat sobat kicaumania frustasi, dan akhirnya menjual burungnya ke orang lain. Celakanya, begitu dibeli orang lain yang faham soal perawatan burung, eh… tak lama kemudian burung tersebut ngeplong juga, bahkan sukses pula di arena lomba.

Nah, untuk menghindari hal-hal seperti ini, Sahabat Kicau akan menurunkan artikel mengenai penyebab burung tidak ngeplong meski sudah cukup umur, dan bagaimana cara mengatasi. Namun, artikel kali ini khusus untuk burung pemakan serangga, seperti Murai batu, Kacer, Pentet, dan sejenisnya. Bisa juga diterapkan untuk famili leafbird, seperti Cucak Hijau dan Cucak Rante (Cucak Ranting).

Seperti diketahui, burung di alam liar menjadi dewasa setelah berumur 7-8 bulan. Saat itulah burung sudah mampu bersuara lantang, untuk menunjukkan kepada burung lain mengenai wilayah kekuasaannya, terutama untuk burung yang memiliki sifat teritorial seperti murai batu, kacer, dan pentet.

Pertanda lain dari burung dewasa adalah memiliki kemampuan kawin, disertai dengan organ reproduksi yang sudah bisa difungsikan. Misalnya, burung betina sudah mampu memproduksi sel telur (ovum) dan yang jantan sudah mampu memproduksi sel sperma.

Karena itulah, burung dewasa makin rajin bunyi untuk menarik perhatian burung betina yang bakal menjadi pasangannya untuk berkembang biak. Di alam liar inilah, burung memiliki siklus kehidupan yang teratur, dan terjadi setiap tahun, misalnya masa moulting, masa mencari pasangan, dan masa berkembang biak.

Dalam pemeliharaan di dalam sangkar, terkadang ada beberapa bagian yang terlewatkan. Banyak kicaumania yang memiliki burung jantan, tanpa keberadaan burung betina, karena memang tak berminat ke penangkaran burung. Artinya, burung tidak berkesempatan memamerkan kicauan terbaiknya di depan burung sejenis yang berbeda jenis kelamin.

Burung dewasa pasti memiliki birahi. Birahi bukan hanya berkaitan dengan kegacorannya saat berlomba atau untuk menghibur Anda di rumah melalui nyanyian-nyanyiannya. Birahi, secara alami atau naluriah, idealnya memang tersalurkan kepada lawan jenisnya, dari jenis burung yang sama.

Ketika birahi tak pernah tersalur, sementara burung mendapat pasokan extra fooding (EF) setiap hari, tentu terjadi penumpukan birahi yang jika dibiarkan bisa mengakibatkan burung mengalami over birahi (OB) dan berdampak pada kegagalan dalam peningkatan level kicauan, maupun malas bunyi, bahkan macet bunyi.

Perawatan yang tidak tepat juga bisa mengakibatkan masa mabung pertamanya terhambat, sehingga burung masih saja ngeriwik usai melewati masa mabung pertama tersebut.

Dari berbagai kondisi seperti itulah, kita bisa memilah beberapa faktor penyebab burung tidak bisa ngeplong, meski sudah cukup umur. Sedikitnya ada lima faktor yang paling dominan dalam hal ini, yaitu :

1. Burung mengalami malnutrisi


Malnutrisi bisa dikatakan merupakan faktor penyebab utama mengapa burung tidak juga ngeplong. Sepanjang burung diberi pakan utama secara cukup, kasus malnutrisi sebenarnya jarang terjadi. Terutama apabila pakan utama ini berupa voer. Sebab voer, apalagi dari pabrikan ternama, pasti memiliki nutrisi inti yang seimbang. Nutrisi inti meliputi energi metabolisme (kalori), karbohidrat, protein, lemak, dan serat kasar.

Adapun jika pakan utamanya berupa buah-buahan, terutama pada cucak hijau yang biasa dirawat tanpa voer, tidak semua nutrisi inti tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan gizi minimal. Mungkin kekurangan dapat tertutupi melalui extra fooding (EF), seperti kroto, jangkrik, ulat, dan sebagainya.

Karena itulah, kasus burung tidak juga ngeplong akibat malnutrisi biasa dialami oleh kicaumania yang karena kesibukannya tidak sempat memberikan pakan secara maksimal, baik sering lupa memberi makan atau rutin memberi pakan tetapi jumlahnya tidak memadai untuk mencukupi kebutuhan gizi minimal.

Selain itu, ada sebab lain meski tidak secara langsung, yaitu burung kekurangan vitamin dan mineral. Hal ini bahkan melanda sebagian besar burung kicauan, terutama kekurangan vitamin A, vitamin D, vitamin E, serta mineral kalsium (Ca) dan fosfor (P).

Vitamin dan mineral memang berpengaruh langsung terhadap vitalitas dan derajat kesehatan burung. Apabila burung kondisinya fit dan sehat, maka proses untuk ngeplong bisa berjalan normal, atau tepat waktu. Ketika burung kekurangan vitamin dan mineral, dan kondisi ini berjalan terus-menerus sejak anakan, maka proses ngeplong pun terhambat.

Bahkan burung-burung jawara pun umumnya tidak lepas dari asupan vitamin. Itu sebabnya, Om Kicau selalu menekankan pemberian multivitamin seperti BirdVit (3 kali seminggu) dan multimineral seperti BirdMineral (1 kali seminggu) untuk semua jenis burung kicauan maupun non-kicauan. Alasannya sederhana saja. Berdasarkan beberapa hasil penelitian, tidak ada burung yang dipelihara dalam sangkar yang tercukupi kebutuhan vitamin dan mineralnya hanya mengandalkan pakan, baik pakan utama maupun pakan tambahan (silakan cek artikelnya di sini).

2. Burung kurang birahi


Faktor malnutrisi, terutama kekurangan protein dan energi metabolisme (kalori), juga dapat memicu faktor penyebab lainnya sehingga burung belum ngeplong juga meski sudah dewasa dan matang secara seksual.

Ini biasanya terjadi ketika burung dalam kurun waktu tertentu kekurangan kedua nutrisi tersebut, misalnya tak ada pasokan kroto dan jangkrik, sehingga burung terpaksa mengandalkan voer saja. Akibatnya, burung yang mestinya sudah memiliki kemampuan untuk bersuara lantang alias ngeplong, hanya sesekali saja mampu ngeplong, misalnya dua hari sekali, atau seminggu sekali.

Bahkan ketika kekurangan protein dan energi metabolisme itu terjadi dalam kurun waktu lama, apalagi sejak anakan, maka burung akan selalu ngeriwik dan tak pernah ngeplong.

Selain terpengaruh malnutrisi, faktor bawaan (genetis) juga bisa menjadi biang ketidakngeplongan burung. Faktor bawaan yang dimaksud adalah kadar testosteron pada burung. Sebab, setiap individu burung dalam spesies yang sama memiliki kadar testosteron berbeda-beda, dan sebagian besar bersifat genetis.

Untuk memudahkan pemahaman Anda, kita bisa lihat kasus ini pada manusia. Ada manusia yang memiliki libido tinggi, sedang, dan rendah. Selain disebabkan faktor makanan, libido juga diwarisi seseorang dari ayah dan / atau ibunya.

3. Burung mengalami gangguan sewaktu mabung


Secara umum, burung muda yang telah berganti bulu menjadi bulu dewasa (mabung pertama) akan lebih cepat ngeplong dan bersuara kencang, yang menandakan mereka telah dewasa. Namun jika terjadi gangguan sewaktu mabung, misalnya masa mabungnya terlalu lama, macet mabung, atau hal lain yang berhubungan dengan pergantian bulu, hal ini bisa membuat burung gagal ngeplong dan tetap ngeriwik saja.

4. Burung terlalu manja


Burung jinak memang bagus, karena memudahkan perawatan. Tetapi jika kejinakannya mengarah menjadi terlalu manja, burung kerap mengalami penurunan dalam kemampuan berkicaunya. Kasus ini paling sering terjadi pada cucak hijau, pentet, dan kacer.

5. Burung tak pernah dipancing untuk ngeplong


Beberapa jenis burung tertentu membutuhkan pancingan agar cepat ngeplong. Misalnya pleci, ciblek, dan cipo / sirpu. Karena itu, diperlukan pancingan agar mereka cepat ngeplong, dengan cara membeli burung sejenis, baik berjenis kelamin sama maupun berbeda jenis kelamin. Bisa juga dengan membiasakan mengajak burung jalan-jalan, misalnya seminggu sekali dipertemukan dengan burung sejenis.

Bahkan, meski jarang terjadi, beberapa individu pentet pun membutuhkan burung sejenis sebagai pendamping untuk mempertahankan kengeplongan dan kegacorannnya. Hal ini antara lain dialami oleh pentet Rider milik Ngurah Ardi (Jalak Bali Team).

Selain lima faktor penyebab di atas, sebenarnya masih ada beberapa faktor lain. Misalnya, burung mengalami gangguan pernafasan yang bersifat kronis (berlangsung lama).

Mengatasi burung yang tidak mau ngeplong :


Untuk mengatasi burung yang tidak mau ngeplong, idealnya Anda memikirkan kembali perawatan yang telah diberikan kepada burung, yang ternyata menjadi pangkal persoalan. Misalnya, apakah burung benar-benar rutin diberi pakan bergizi, apakah burung kerap “puasa” extra fooding yang membuat birahinya melorot, apa burung Anda sangat manja, pernah mengalami gangguan saat mabung, tak pernah dipancing dengan burung sejenis, dan sebagainya.

Dalam kasus burung kurang birahi, misalnya, lakukan perbaikan EF terlebih dulu. Anda bisa menjadikan tips perawatan burung jawara yang pernah dimuat Om Kicau sebagai panduannya. Silakan cari infonya menurut kategori jenis burung yang Anda pelihara.

Kalau upaya mendongkrak birahi melalui setelan EF sudah dilakukan, dan tidak ada hasilnya, bisa dipastikan kalau kondisi kurang birahi itu bukan disebabkan faktor pakan, melainkan faktor genetis terutama rendahnya kadar testosteron dalam tubuh burung. Solusinya, seperti sudah dibuktikan ribuan kicaumania di Indonesia, adalah melakukan terapi menggunakan TestoBirdBooster (TBB). Anda dapat melihat artikel tentang cara meningkatkan level kicauan burung melalui terapi TBB di sini.

Untuk burung bakalan / burung muda maupun burung dewasa, kebutuhan vitamin tetap harus diperhatikan. Selama ini beredar informasi bahwa burung yang sudah diberi serangga tidak perlu diberi vitamin tambahan lagi. Ini informasi yang sungguh keliru, dan dipastikan berasal dari sumber yang tidak faham mengenai nutrisi / gizi pada unggas, ilmu fisiologi unggas, metabolisme yang terjadi pada tubuh burung, juga perilaku burung.

Setiap bahan pakan burung, baik voer maupun EF serangga dan buah-buahan pasti memiliki kandungan gizi yang berbeda-beda. Mulai dari kandungan nutrisi inti hingga puluhan jenis vitamin dan mineral. Itu sebabnya, dalam peternakan ayam misalnya, dikenal istilah formula ransum, yaitu penyusunan pakan yang berdasarkan jumlah atau persentase bahan baku (jagung, bekatul, tepung ikan, dll), dengan mempertimbangkan nilai gizi dari masing-masing bahan.

Setelah ransum tersusun, para peternak selalu memberikan premix, yaitu campuran berbagai jenis vitamin  dan mineral. Dalam setiap 100 kg ransum ayam, misalnya, peternak selalu menambahkan 1,5 – 2 kg premix. Apa artinya, mereka juga sadar, bahwa kebutuhan vitamin dan mineral pada ayam tak mungkin terpenuhi hanya melalui pakan saja. Jadi, seperti beberapa hasil penelitian di dalam maupun luar negeri, sebagian besar burung peliharaan kekurangan vitamin dan mineral tertentu.

Selain faktor pakan, solusi lain yang perlu dilakukan agar burung cepat ngeplong adalah memberikan rawatan ekstra ketika burung memasuki umur 6 – 7 bulan. Sebab burung mulai mendekati masa mabung pertamanya. Masa mabung pertama berbeda dari masa mabung kedua dan seterusnya.

Ini bisa terlihat dari ambrolnya beberapa bulu saja. Secara umum, burung hanya mengalami mabung nyulam apabila akan berganti bulu menjadi dewasa. Meski demikian, ada juga beberapa individu maupun jenis burung yang mengalami mabung total saat berganti menjadi bulu dewasa.

Pada saat mendekati masa mabung pertamanya, berikan pakan secara cukup dan bergizi, terutama protein. Protein yang berlebih akan disimpan dalam tubuh (otot tubuh), dan akan banyak dikeluarkan selama masa mabung.

Apabila burung kekurangan protein, kemudian memasuki masa mabung pertama, maka dia akan mengambil cadangan protein dari otot tubuhnya yang sudah kurus. Hal ini bukan hanya membuat fisiknya drop, namun juga berpotensi membuatnya hanya ngeriwik terus setelah masa mabungnya rampung.


Semoga bermanfaat. :) 

Rabu, 27 Juli 2016

Cara Merawat Murai Batu Liar Atau Murai Batu Bakalan | Agar Cepat Gacor


Cara Merawat Murai Batu Liar atau Bakalan

Pada intinya, untuk mempunyai bakalan Murai Batu yang gacor dan jawara harus cermat dalam pilih bakalan Murai Batu yang memiliki kualitas bagus.


Bakalan Murai Batu yang bagus dapat membuat jadi lebih mudah anda dalam membuatnya jadi gacor.
Begitupun demikian sebaliknya, apabila anda salah menentukan bakalan Murai Batu maka dapat dibutuhkan waktu yg lebih lama untuk menjadi gacor, atau bahkan juga tak dapat gacor. Jadi cematilah dalam pilih bakalan Murai Batu. Murai batu batu bakalan mungkin gacor dan jadi juara seandainya dengan perawatan serta beberapa cara yang pas.

Sesungguhnya langkah alami untuk membuat Murai Batu cepat gacor adalah duplikasi kita pada kehidupan Murai Batu di alam liar. Dikarenakan pada dasarnya Murai Batu liar mempunyai rutinitas dan langkah tersendiri dalam melakukan hidupnya, akan tetapi justru lewat cara alami tersebut Murai Batu bakal jadi berkwalitas, seperti gacor dan pintar mengikuti suara - uara burung lain.

Langkah perawatan Murai Batu sebenarnya sangat sederhana, kita hanya cukup menghindari tindakan2 yg akan menambah tingkat stressnya.

  1. Gantangkan Murai Batu di tempat yg tenang, tidak sering dilewati orang, jauh dari suara2 bising atau yg bisa mengejutkannya, mempunyai sirkulasi udara yg baik & tidak terlalu panas (di atas 26derajat C) sperti di bawah atap seng.
  2. Pada awal tiba di rumah bisa gunakan krodong dulu selama lebih kurang 1minggu. Berikan multivitamin pd air minum & bila dirasa perlu berikan juga antibiotic utk langkah antisipasi, karena kita tdk tau kondisi kesehatan MB yg sebenarnya pd saat kita beli. Ganti air minum & bersihkan tempatnya dari endapan vitamin setiap hari.
  3. Jangan terburu2 utk mengenalkan MB dg lingkungan yg ramai. Hasilnya bukan MB menjadi jinak tetapi kemampuan adaptasinya menjadi lambat & yg lebih parah tingkat stressnya bisa menjadi semakin tinggi.
  4. Tdk perlu tergesa2 mengajari MB ngevoer Berikan saja pakan kesukaan dia, sperti jangkrik, kroto, belalang, UH, UB atau yg lainnya. Berikanlah makanan dg kuantitas yg cukup & kualitas yg baik (jangkrik yg sehat, kroto segar/tdk basi, dll).
  5. Jika ingin menjemur MB, jemurlah sebentar pd pagi hari.
  6. Kalau ada indikasi MB kutuan, tdk perlu tergesa2 utk mengobati dg obat kutu, terlebih yg disemprotkan dg air.
  7. Intinya tunggulah dg sabar sampai gejala stress hilang. Indikasinya, MB  terlihat tenang, sehat, aktif, sorot matanya bersih & syukur2 mulai ngriwik atau ngeplong.


    Mengajari MB  makan voer (Ngevoer)


    Pilih voer yg sesuai utk MB & usahakan yg mudah memperolehnya di tempat kita.

    Haluskan voer & taruh didasar cawan lalu masukan kroto pd bagian atas. Pd tahap awal tdk perlu diaduk.
    Setelah kira2 7 hari coba aduk kroto dg voer halus dg komposisi lebih banyak kroto daripada voernya.
    Coba tingkatkan porsi voer secara bertahap setiap hari.
    Setelah yakin MB mau makan voer ditandai dg warna kotorannya, baru tempatkan voer & kroto pd cawan terpisah.

    • Pemilihan Sangkar
    Saya biasa menggunakan sangkar yg tdk terlalu besar pd perawatan awal MB MH. Tujuannya utk memudahkan mengajari MB keluar masuk sangkar ke keramba mandi.

    • Mandi
    Pada tahap awal masukan cepuk mandi ke dlm sangkar pd pagi hari. Letakan pd posisi cepuk tdk terkena kotoran, Semprot halus MB dg sprayer, tdk perlu basah & tinggalkan saja. Lakukan setiap hari sampai dia mau mandi sendiri dlm cepuk. Sebenarnya untuk mandi kita tdk perlu mengajari, karena MB kalau sudah didis secara naluriah akan mandi sendiri.

    Kalau sdh terbiasa mandi dlm cepuk, coba ajarkan masuk ke dlm keramba mandi. Saya biasa meninggalkan cukup 1 tangkringan saja & memindahkannya ke depan pintu sangkar. Biasanya dg sedikit menggusah MB akan melompat masuk keramba mandi.

    Kapan MB MH mulai boleh dimandikan? Saya biasa memulainya setelah gejala stress sudah tdk terlihat lagi & yakin MB MH sudah sehat. Ada anggapan bahwa baru boleh dimandikan setelah MB ngevoer, menurut saya tdk sepenuhnya benar. Sebab saya pernah ngerawat MB MH sampai bertahun2 belum mau ngevoer.

    • Penjinakan
    Taruh sangkar di lantai setiap kita memberi pakan/EF. Jika MB mulai tenang mulailah kenalkan dg keramaian secara bertahap. Gantang dari jauh dulu sambil setiap beberapa hari didekatkan. Utk jinak total sebenarnya kecil sekali kemungkinannya, tetapi setidaknya MB MH dpt beradaptasi & mentoleransi keramaian.

    • Jemur
    Saya biasa mengeluarkan MB pagi2 sekali sebelum matahari bersinar & menggantangnya di tempat di mana apabila sinar matahari pertama memancar langsung mengenai MB. Pd tahap awal cukup jemur sebentar saja (sekitar 30 menit). Setiap beberapa hari terus ditingkatkan lama penjemurannya. Perlu diingat jgn menjemur MB sampai mangap & tampak terengah2, itu pertanda MB terkena Heat Stress.

    Umur berapa MB MH mulai ngeplong
    Tdk ada batasan pasti. Semuanya tergantung bakat MB dan pola perawatan yg tepat thd MB kita. Asal MB sehat secara fisik dan mental “Pasti Bunyi”.

    Senin, 25 Juli 2016

    Cara Merawat Kenari Agar Cepat Gacor


    Cara Merawat Kenari Agar Cepat Gacor

    Burung kenari merupakan burung yang paling banyak dipelihara oleh penghobi burung ocehan,karena kenari sangat mudah dalam hal perawatannya dan juga harganya pun relatif terjangkau,selain itu burung kenari sangat rajin berkicau dan hal itu tentunya akan membuat senang pemiliknya.karena kenari tak perlu waktu tertentu untuk berkicau kapan pun dan dimanapun kenari digantang akan langsung berbunyi gacor.

    Burung kenari (Serinus Canaria) memang lagi di gandrungi oleh para pencinta burung ocehan atau yang lebih populer dengan sebutan kicau mania,kenari juga sangat beragam jenisnya,salah satu penyebabnya adalah karena burung kenari sangat mudah diternakan,sehingga para peternak dengan mudah menyilangkan jenis kenari yang satu dengan yang lainnya.

    Bagi penggemar burung pasti telah tak asing lagi dengan burung kenari, terutama untuk anda yang kerap ikuti kontes lomba burung. Dari th. ke th. peminat burung kicau ataupun burung peliharaan selalu bertambah, lantaran mungkin saja jumlahnya yang sedikit jadi harga burung kenari yang dulunya murah, saat ini selalu bertambah. Jadi dengan harga nya yang mahal pasti anda juga tidak mau terus-menerus mendatangi peternak kenari untuk beli burung peliharaan itu.

    Apabila anda pemula mungkin saja anda banyak memerlukan info burung kenari. Jadi buat anda yang mungkin saja saja baru mengenalnya, tersebut perihal serta panduan cara menjaga burung kenari, yang mungkin saja dapat anda gunakan untuk belajar beternak.
    Di antara jutaan kicaumania di Indonesia, pasti ada yang ingin memelihara kenari tetapi belum kesampaian juga. Penyebabnya beragam, salah satunya merasa belum memiliki bekal mengenai bagaimana perawatan burung mungil nan cantik tersebut. Kalau benar itu alasannya, semoga artikel ini bisa membantu Anda untuk membuat keputusan: beli kenari sekarang juga !

    Sedikitnya ada 10 hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan atau pemeliharaan kenari, baik terkait dengan perkandangan, pakan, hingga beberapa potensi gangguan. Berikut ini 10 tips perawatan burung kenari, yang khusus ditujukan untuk pemula.

    1. Hindari embusan angin kencang / langsung

    Dalam menggantung sangkar kenari, apakah di dalam ruangan maupun di luar ruangan, usahakan lokasinya tidak terkena embusan angin secara langsung. Misalnya di dekat atau depan jendela, lubang udara, kipas angin, atau pendingin ruangan.

    Hal sederhana inilah yang kerap diabaikan sejumlah pemula saat merawat kenari. Untuk mengetahui apakah ruangan tersebut terbebas dari embusan angin secara langsung, atau embusan angin kencang, Anda bisa menaruh lilin di depan sangkar. Perhatikan jika api lilin bergerak-gerak liar, itu artinya Anda harus memindahkan sangkar ke tempat yang aman. Membiarkan kenari di ruangan yang mendapat embusan angin kencang akan membuat burung rentan terhadap berbagai penyakit.

    2. Hindari sinar matahari langsung

    Kenari anakan f1 holland X af fusanTerkena sinar matahari langsung, terlebih saat cuaca terik, bisa berakibat fatal, bahkan dapat menyebabkan kematian akibat serangan heat stroke. Sebaliknya, pola penjemuran pada waktu yang tepat dapat memberi banyak manfaat untuk burung Anda.

    Misalnya, jika ingin menjemur burung, waktu yang disarankan adalah pagi saat matahari terbit dan sore hari saat matahari akan terbenam. Penjemuran pada siang hari bisa ditoleransi, sepanjang Anda harus selalu memantau kondisi burung. Apabila mulai terlihat terengah-engah, segera angkat dan dinginkan burung, atau bisa juga menutup sebagaian atap sangkar dengan kain agar burung mendapat naungan memadai.

    3. Ketersediaan air bersih

    Inilah yang harus menjadi perhatian Anda setiap waktu, Kenari memiliki metabolisme yang tinggi dan tidak bisa hidup tanpa air selama lebih dari 24 jam. Berikan air bersih dan segar setiap harinya, jangan berikan air langsung dari keran / ledeng yang mengandung banyak kaporit. Beberapa penggemar kenari kini lebih senang memberikan air kemasan bermerek atau isi ulang, agar kenari selalu terlihat lebih segar dan sehat.

    4. Ketersedian pakan bijian

    Pakan utama kenari memang biji-bijian, sesuai dengan bentuk paruhnya. Karena itulah pakan bijian harus selalu disediakan dalam jumlah cukup setiap harinya. Pakan bijian yang bagus untuk kenari misalnya canary seed, millet dan niger seed, dan lebih baik jika merupakan kombinasi / campuran dari ketiganya.

    5. Pemberian pakan tambahan

    Untuk menambah keragaman menu, sekaligus menjaga keseimbangan nutrisi, sesekali burung kenari juga perlu mendapat pakan tambahan. Misalnya egg food yang kaya akan protein, dan sangat dibutuhkan untuk kenari dalam masa pertumbuhan dan reproduksi. Mengenai apa, bagaimana, dan cara membuat egg food, silakan buka artikelnya di sini. Jangan lupa berikan juga sayuran hijau (misalnya selada, wortel, brokoli) dan buah-buahan (misalnya apel).

    6. Pemberian mulivitamin dan suplemen

    Ketika Anda memberikan pakan mulai dari biji-bijian, egg food, sayuran, dan buah-buahan, sebenarnya ada kandungan beberapa vitamin penting di dalamnya. Tetapi terkadang kita, sebagai awam, tak mungkin bisa mengukur berapa kandungan setiap jenis vitamin yang sudah masuk ke organ pencernaan burung. Bahkan kita tidak bisa memastikan apakah jenis vitamin tertentu terkandung dalam pakan yang diberikan.

    Masalah vitamin berbeda dari energi metabolisme, protein, lemak, atau serat kasar, yang dapat diprediksi dari formula ransum yang diberikan berdasarkan jenis-jenis pakan yang diberikan, seperti canary seed, millet, niger seed, selada, wortel, hingga apel. Dengan model penyusunan ransum seperti biasa dilakukan peternak ayam, kita bisa menghitung berapa energi metabolisme, kadar protein, lemak, dan serat kasar yang dikonsumsi kenari.

    Vitamin tidak seperti itu, sehingga peternak atau penangkar burung, ayam, dan itik, umumnya memperoleh kepastian kecukupan vitamin melalui pemberian multivitamin atau suplemen khusus yang mengandung multivitamin. Kalau pada ayam / itik dikenal produk-produk seperti premix, maka kecukupan vitamin pada burung bisa diperoleh melalui, misalnya, BirdVit.

    Keunikan lain dari vitamin adalah kalau kekurangan mengalami defisiensi, atau gangguan kesehatan akibat kekurangan jenis vitamin tertentu. Misalnya, ketika burung memperoleh asupan vitamin A, dan C, tetapi tidak memperoleh kecukupan vitamin B dan D, maka burung akan mengalami defisiensi vitamin A dan C, dengan gejala klinis sesuai dengan gangguan tersebut (misalnya penglihatan terganggu dan kondisi tubuh selalu loyo).

    Tetapi ketika burung mengalami kelebihan vitamin, maka kelebihan itu tidak akan disimpan di dalam tubuh sebagaimana karbohidrat, lemak, dan protein, tapi langsung digelontorkan bersama urine dan feces keluar dari kloakanya. Karena itu, pastikan kecukupan vitamin melalui penggunaan BirdVit secara rutin, dengan asumsi kalau kekurangan berbahaya tetapi kalau kelebihan tidak berdampak negatif pada burung.

    7. Pemberian mineral dalam jumlah cukup

    Sama seperti vitamin, mineral juga terdiri atas puluhan jenis, mulai dari zat besi (ferum), seng (zincum), kalsium, kalium, fosfor, magnesium, dan sebagainya. Ketika kekurangan salah satu jenis saja, maka burung akan mengalami defisiensi mineral sesuai dengan jenisnya. Kalau kekurangan dua jenis mineral, burung pun akan mengalami defisiensi mineral pada dua jenis tersebut. Demikian seterusnya.

    Oleh sebab itu, mineral mutlak dibutuhkan burung, meski jumlahnya jauh lebih sedikit daripada nutrisi seperti protein, lemak, serat kasar, dan energi metabolisme / karbohidrat. Sebagian kicaumania menggunakan tulang sotong sebagai asupan mineral.

    Tetapi beberapa analis mengungkapkan, tulang sotong terlalu banyak mengandung Natrium Chlorida (NaCl) atau garam, sehingga perlu dipertimbangkan pengaruhnya terhadap pembuluh darah. Selain itu, rasa asin yang berlebihan membuat burung tak bisa terlalu sering mengkonsumsi tulang sotong, sementara dia masih membutuhkan beberapa mineral lain yang terkandung dalam tulang sotong.

    Karena itulah, sebagian kicaumania mulai beralih ke produk multimineral yang banyak dijual di toko burung atau kios burung, termasuk BirdMineral yang memiliki kandungan multimineral lengkap. Tetapi, semuanya terserah kepada keputusan Anda sendiri, apakah ingin menggunakan tulang sotong atau produk instan yang lebih higienis dan efektif.

    8. Jaga kebersihan kandang

    Kebersihan kandang juga merupakan syarat penting dalam menciptakan kondisi burung kenari yang selalu sehat. Usahakan kotoran burung bisa disingkirkan setiap hari. Wadah pakan dan air minum juga harus rutin dibersihkan.

    Bersihkan juga tenggeran burung setidaknya seminggu sekali, karena tenggeran merupakan tempat berpijak kaki burung, yang pasti bersinggungan dengan kotoran (feces) dan sisa pakan. Di sisi lain, burung pun kerap mengusapkan paruhnya ke tenggeran.

    9. Waspada kehadiran kutu atau tungau

    Waspada dengan beberapa jenis parasit, karena mereka bersifat membunuh secara pelan-pelan, baik dari dalam tubuh (cacing dan tungau kantung udara) maupun dari luar tubuh (tungau merah). Ada juga tungau kaki yang menyerang bagian kaki. Meski jarang menimbulkan kematian, tungau kaki pada kenari juga bisa membuat burung menjadi cacat.

    Untuk mencegah maupun mengobati parasit dari luar, Anda bisa menggunakan produk terpercaya seperti FreshAves. Khusus pengobatan cacing yang terlanjur menyerang kenari, silakan buka halaman ini. Adapun untuk mengusir tungau kantung udara, yang masuk ke saluran pernafasan burung, dan sering menyebabkan burung macet bunyi, silakan klik halaman BirdFresh, terutama deskripsi dan cara penggunaannya.

    10. Menggunting kuku yang panjang

    Apabila kenari sudah berusia satu tahun, kuku-kukunya sudah tumbuh cukup panjang. Bagi Anda yang kelak ingin menjadi penangkar, maka sebelum dijodohkan, usahakan kuku-kuku kenari jantan yang sudah panjang dipotong terlebih dulu. Jika tidak, maka kuku panjang akan menyakiti betina saat keduanya kawin. Tentang teknis pemotongan kuku yang aman dan tidak berisiko, silakan buka kembali artikelnya di sini.

    Demikianlah 10 tips perawatan burung kenari untuk pemula, agar momongan imut nan cantik ini selalu sehat, lincah, aktif, dan mau berkicau dengan lantang.

    Semoga bermanfaat.

    Cara Merawat Anakan Murai Batu Dari Trotol Hingga Dewasa Agar Menjadi Figter



    Cara Merawat Anakan Murai Batu Dari Trotol Hingga Dewasa Agar Menjadi Figter

    Memelihara burung trotolan memang menjadi kesenangan tersendiri bagi pemiliknya. Apalagi jika trotolan ini adalah jenis burung yang cukup popular, misalnya murai batu atau anis merah. Selain memiliki kecenderungan mental yang baik, tujuan memelihara trotolan adalah agar burung memiliki suara masteran yang bervariasi.

    Burung yang dimaster sejak muda akan menyimpan seluruh file suara isian tersebut dalam play list yang ada di memorinya. Selain itu, menjadi kebanggaan tersendiri bagi penghobi burung yang bisa memiliki burung dari hasil rawatannya sejak trotolan. Tingkat kepuasannya, dari satu sisi, melebihi kepuasan pemilik murai batu jawara hasil take-over.

    Meski demikian, masih banyak MB mania yang masih bertanya-tanya soal perawatan trotolan yang baik, agar setelah dewasa bisa menunjukan kualitas istimewanya. Pada artikel kali ini, kita akan membahas perawatan murai batu sejak trotolan hingga masa mabung pertamanya, sehingga kelak tumbuh menjadi burung yang sehat, atraktif, bermental baik, serta memiliki banyak isian.


    MERAWAT MURAI BATU TROTOLAN UMUR 1 – 2 BULAN

    Biasanya, para penangkar murai batu menjual trotolan ketika burung sudah berumur minimal 1 bulan. Saat itulah trotolan sudah bisa makan sendiri. Jadi, pembahasan kita mulai dari perawatan murai batu trotolan umur 1-2 bulan.
    Pada umur 1 – 2 bulan, trotolan MB sudah  mampu makan sendiri tanpa bantuan perawat atau pemiliknya. Jadi, burung sudah bisa diberi pakan kering (voer), meski sebelumnya harus dilatih atau dibiasakan. Yang terpenting, pilihlah voer yang memiliki kandungan nutrisi lengkap.

    Jika butiran voer terlalu besar / kasar, Anda bisa menghaluskannya dengan cara dicampur dengan sedikit air, sehingga bentuknya menjadi voer basah. Pakan seperti ini lebih mudah dicerna oleh trotolan murai batu yang umurnya masih kurang dari dua bulan.

    Hanya saja, voer basah harus segera dihabiskan. Jika tidak, voer basah mudah ditumbuhi jamur dan cepat basi. Jadi, buatlah porsi secukupnya saja, yang kira-kira bisa habis dalam waktu 30-60 menit.

    Selain voer, Anda juga bisa memberikan kroto dan ulat hongkong untuk trotolan umur 1 – 2 bulan. Kroto bisa diberikan setiap pagi, sebanyak satu cepuk pakan ukuran kecil, atau separo cepuk pakan ukuran besar. Ulat hongkong bisa diberikan secukupnya saja, dan diletakkan dalam cepuk terpisah dari kroto.

    Adapun untuk jangkrik, pilihlah yang berukuran kecil, porsinya sekitar 3 ekor saja. Itupun harus dibuang dulu bagian kepala dan kakinya, sehingga bagian yang termakan trotolan hanya perut dan dadanya saja.

    Secara berkala, periksa ketersediaan pakan dalam cepuknya. Pada sore hari, misalnya, jika cepuk kroto sudah kosong melompong, segera berikan kroto baru yang masih segar. Jangan pernah sekali-sekali memberi kroto yang sudah basi kepada trotolan, karena akan berakibat mencret dan akhirnya mati.

    Untuk trotolan yang masih belum terbiasa makan voer, Anda bisa melatihnya dengan mencampurkan sedikit kroto ke dalam wadah pakan yang berisi voer, dan sebelumnya sudah dibasahi dengan sedikit air.

    Apakah murai batu trotolan umur 1 – 2 bulan boleh diberi multivitamin dan multimineral? Tentu boleh, malah sangat dianjurkan. Jika dibiasakan, dan menjadi aktivitas rutin sejak trotolan, kondisi kesehatan burung ketika dewasa relatif lebih fit dan prima daripada burung yang hanya mengandalkan pakan voer dan extra fooding semata.

    Dalam hal ini, Anda bisa memberikan multivitamin seperti BirdVit dengan frekuensi 3 kali seminggu. Adapun untuk multimineral seperti BirdMineral, frekuensi pemberiannya cukup 2 kali seminggu. Buatlah jadwal rutin, sehingga pemberian kedua suplemen penting ini bisa berselang-seling, atau tidak dalam hari yang sama. Anda bisa mencampurkan BirdVit atau BirdMineral ke dalam kroto.



    MERAWAT MURAI BATU TROTOLAN UMUR 2 – 4 BULAN

    Setelah trotolan berumur 2 bulan, inilah saatnya Anda melatihnya mandi dalam karamba mandi. Untuk merangsang burung mau mandi di karamba, Anda bisa menyemprot tubuhnya secara halus dengan sprayer.

    Setelah itu, burung bisa diajari untuk berjemur di bawah sinar matahari. Namun, pada tahap awal, durasi penjemuran secukupnya saja, dan harus dilakukan secara bertahap. Misalnya, pada minggu pertama cukup 15 menit, kemudian pada minggu berikutnya ditingkatkan menjadi 20 menit, dan seterusnya.

    Pada umur ini, Anda sebaiknya tidak terburu-buru memberikan setelan pakan, karena hal ini malah membuat burung menjadi stres. Lanjutkan saja menu pakan yang diberikan pada umur 1-2 bulan, hanya saja voer tidak lagi dalam kondisi basah, melainkan dalam bentuk aslinya: kering.

    Lanjutkan pula pemberian multivitamin dan multimineral, bahkan sampai burung kelak dewasa, karena akan memberi peluang lebih besar agar burung selalu fit dan performa suaranya kelak tetap stabil.

    Namun, ketika trotolan sudah berumur 3 bulan, porsi pemberian ulat hongkong perlu dikurangi. Pengurangan ini dilakukan secara bertahap. Sebaliknya, porsi pemberian jangkrik justru perlu ditingkatkan. Anda juga bisa menambahkan ulat kandang secara berkala, misalnya dua kali seminggu.


    MERAWAT MURAI BATU UMUR 4 BULAN

    Pada umur 4 bulan, murai batu trotolan akan mulai memasuki masa mabung pertamanya. Bulu–bulu trotolnya akan berganti menjadi bulu dewasa. Karena itu, ketika masa mabungnya selesai, burung sudah tak lagi disebut trotolan, melainkan murai batu muda.

    Pada saat mabung, pemberian pakan harus lebih ditingkatkan kualitasnya. Frekuensi pemberian multivitamin bisa ditingkatkan menjadi dari 3 kali menjadi 4 kali seminggu. Begitu pula pemberian multimineral, bisa Anda tingkatkan dari dua kali menjadi 3 kali dalam seminggu.

    Panduan lengkap mengenai perawatan murai batu saat mabung sudah pernah dijelaskan di sini, dan bisa juga diterapkan saat murai batu trotolan mengalami mabung untuk pertama kalinya.
    Setelah mabung selesai, dan bulu-bulu ekornya sudah lengkap (sekitar umur 6-7 bulan), Anda sudah bisa melakukan perawatan harian, sambil melakukan setelan yang paling tepat secara bertahap.

    Pada usia ini pula, murai batu sedang mencapai top form, yang ditandai dengan bulu-bulunya yang mulus dan bersinar, serta makin kencang saat berkicau.

    Pada umur 8 bulan, burung bisa dilatih di arena latberan atau lomba lokal, untuk menguji sekaligus melatih mentalnya. Ada satu referensi bagus soal perawatan murai batu muda, yang pernah diajarkan H Mansyur dan H Ridho, terutama bagi sobat kicaumania yang ingin segera melombakan gaconya (cek artikelnya di sini).



    KAPAN MURAI BATU TROTOLAN MULAI DIMASTER ?

    Sebenarnya, waktu yang efektif untuk mulai memaster murai batu trotolan bisa dilakukan pada umur 1 – 3 bulan. Anda bisa memasternya dengan suara burung masteran baik dari kaset, CD ataupun MP3. Bagaimana cara memaster trotolan yang tepat dan efektif, silakan buka kembali panduannya di sini.

    Itulah beberapa tips-tips penting seputar perawatan murai batu sejak trotolan hingga mabung pertamanya. Bagian paling penting dalam merawat trotolan adalah selalu menyediakan pakan bergizi tinggi termasuk kroto, serta pemberian multivitamin dan multimineral untuk mendukung pertumbuhan fisiknya, serta membuatnya cepat bunyi dan rajin bunyi.

    Semoga Bermanfaat :

    Cara Merawat Lovebird Agar Ngekek Panjang dan Gacor Di Lapangan




    Cara Merawat Lovebird Agar Ngekek Panjang dan Gacor

    Lovebird atau sering juga disebut burung cinta, merupakan burung yang berasal dari Afrika dan merupakan salah satu anggota burung paruh bengkok dari keluarga Psittacidae. Adapun perihal sebutan burung cinta yang disandangnya, ini disebabkan karena kebiasaan burung yang sudah cukup umur (Dewasa) dan mempunyai pasangan selalu bercumbu hampir setiap saat.

    Awal mulanya, Lovebird dibudidayakan oleh negara-negara di Eropa dan atas keuletan bangsa Eropa lah bisa muncul farian atau jenis-jenis baru yang tidak ada dihabitat aslinya. Adapun di Indonesia, Lovebird ini pun sudah banyak yang berhasil membudidayakannya, terutama di pulau Jawa, Bali, dan Sumatera. Penangkarannya terus meluas ke berbagai kota dan daerah. Melihat potensinya, masa depan Lovebird tidak hanya dijadikan sebagai burung pendamping atau pemaster suara burung lain. Namun, Lovebird sudah djadikan sebagai burung kontes dan mempunyai kelas tersendiri.

    Di Eropa, Amerika, dan negara-negara timur tengah Lovebird juga dikonteskan. Hanya saja, yang dikonteskan adalah warna bulunya, bukan suaranya. Peraturan yang dibuat pun sangat ketat. Sementara di negara kita yang dikonteskan itu adalah suaranya.

    Cara Membuat Lovebird Bersuara Panjang

    Tidak bisa dimungkiri, banyak pengemar lovebird yang menyukai burungnya bersuara ngekek panjang. Yang dimaksud ngekek adalah suara asli dari lovebird yang terdengar seperti tembakan dengan nada dan irama cepat. Tidak sedikit pula yang berharap agar suara ngekeknya panjang sekali, sampai sekitar satu menitan. Sebagian dari lovebird mania kemudian melatih dan memaster momongannya agar suaranya bisa ngekek panjang. Bagaimana cara melatihnya?

    Sebelum masuk ke inti permasalahan, saya perlu jelaskan dulu kondisi objektif di arena lomba atau latber, terutama di kelas lovebird. Sebenarnya penilaian lebih akan diberikan para juri untuk burung yang memiliki variasi lagu, sering berkicau (kerja maksimal), dan suaranya panjang. Jadi kriteria lovebird yang bagus adalah ngekeknya tidak terlalu panjang, tetapi sering dibawakan (gacor), dengan lagu yang memiliki variasi.

    Misalnya, seekor lovebird memiliki suara ngekek selama 1 menit di arena lomba, maka dia akan lebih banyak ngetem (diam). Akibatnya, frekuensi berkicau pun menjadi tidak sering (lambat keluar) sehingga jarang masuk nominasi juara. Sebaliknya, burung dengan suara ngekek yang cenderung tidak panjang (misalnya sekitar 30 detik), tetapi lebih sering bersuara atau rajin bunyi, biasanya lebih mendapat perhatian juri dan bisa masuk dalam nominasi juara.

    Karena itu, orientasi perlu diubah dengan mengharapkan agar lovebird memiliki suara ngekek, panjang, dan gacor. Panjang di sini bersifat relatif, tetapi saya menganggap 30 detik adalah panjang yang ideal sehingga memungkinkan burung tetap bisa mengeluarkan suara dengan frekuensi tinggi.


    Dua faktor yang mempengaruhi

    Pelatihan dan pemasteran memang dapat membantu lovebird untuk mencapai performa suara seperti yang diinginkan. Tetapi harus disadari, ini bukan perkara mudah, karena melibatkan dua faktor yang berkaitan. Di dalam ilmu perunggasan, termasuk burung, selalu ada dua faktor yang mempengaruhi, yaitu faktor genetik (keturunan) dan faktor lingkungan. Bahkan ada satu faktor lagi, yaitu interaksi antara genetik dan lingkungan, tetapi tidak memungkinkan dibahas di sini.

    Untuk melihat faktor genetik secara utuh, awam seperti kita sulit untuk melakukannya, karena harus memiliki perlengkapan sebagaimana dimiliki para peneliti (misalnya uji DNA, RNA, dan sebagainya. Kita hanya bisa melihat faktor genetik seekor burung dari penampilan luarnya, atau fenotipnya, seperti warna bulu, kualitas suara, dan sejenisnya.

    Memprediksi kualitas genetik dari anakan lovebird, misalnya, hanya bisa dilakukan jika kita membelinya dari penangkaran. Setidaknya, kita bisa melihat performa kedua induknya saat di penangkaran, terutama performa suaranya. Meski tidak akurat 100%, karena hanya mengandalkan sifat fenotip, bukan genotip yang harus melalui uji DNA, setidaknya prediksi tersebut tidak terlalu ngawur, atau masih punya landasan ilmiah.

    Adapun faktor lingkungan mencakup aspek perkandangan, manajemen kesehatan, manajemen pakan, suhu atau cuaca, hingga perawatan (termasuk latihan dan pemasteran). Menurut pengalaman para kicaumania senior, faktor genetik hanya berperan sekitar 30% terhadap performa burung. Selebihnya ditentukan faktor lingkungan, terutama pakan berkualitas dan pola perawatan.

    Pakan berkualitas dan pola perawatan yang baik akan memberikan dampak lebih dahsyat jika diterapkan pada lovebird sejak anakan, atau setidaknya masih muda (1-3 bulan). Itu sebabnya, latihan dan pemasteran lovebird pun menjadi lebih joss jika dilakukan pada usia dini, karena akan terekam lebih kuat dalam memori burung.

    Dalam hal ini, Anda dapat melakukan pemasteran terhadap lovebird muda, dengan menempelkan sangkar di dekat burung masteran yang mempunyai suara dengan speed rapat (misalnya cucak jenggot, cililin atau serindit). Bisa juga menggunakan CD masteran, atau mp3 player berisi rekaman suara burung-burung yang memiliki tipikal suara dengan speed rapat tersebut. Lakukan secara rutin, setiap hari.

    Perdebatan soal kandang umbaran

    Sebagian kicaumania memberikan latihan untuk penguatan otot sayap dan dada lovebird, sehingga suara  bisa lebih panjang dan tidak mudah lelah, dengan cara menyediakan kandang umbaran (aviary). Lovebird dimasukkan ke kandang aviary dua kali seminggu.

    Namun teknik kandang umbaran, bagi sebagian kicaumania, dianggap tidak efektif terutama jika kita tidak punya lahan luas. Selain itu, dikhawatirkan burung yang terlalu kelelahan malah akan gembos, baik di rumah atau di arena lomba.

    Kedua pendapat itu sama-sama disertai dengan bukti bahwa cara mereka bisa mengantar lovebirdnya jadi juara. Kalau mau berpikir jernih, berarti kandang umbaran tidak berpengaruh signifikan terhadap performa burung. Sebab banyak LB juara yang tanpa kandang umbaran.

    Kalau mau berpikir praktis, apabila tanpa umbaran pun lovebird bisa juara, mengapa harus bersusah-payah membuat kandang umbaran yang kita sendiri belum tentu memiliki lahan? Tetapi semuanya terserah Anda, mau menggunakan umbaran atau tidak.

    Saya sendiri menganggap pemberian pakan dan multivitamin berkualitas, disertai dengan perawatan wajib lainnya seperti mandi dan jemur, sebagai kunci yang tak bisa ditinggalkan jika ingin mengharapkan burung bisa gacor, daya tahan tubuh kuat, dan mentalnya tidak mudah drop.

    Jagung muda, misalnya, terbukti kerap mengantar sejumlah lovebird menjuarai lomba atau latber, seperti pernah ditulis dalam artikel di sini. Pemberian multivitamin yang mampu merangsang pembentukan hormon testosteron, seperti TestoBirdBooster, juga bisa membuat lovebird gacor, daya tahan prima, dan mental tidak mudah anjlok. Sedangkan untuk perawatan wajib seperti mandi, jemur, dan sebagainya bisa dilihat kembali dalam artikel Perawatan Lovebird.

    Jika semua tips di atas bisa dilakukan sejak dini, niscaya lovebird sudah bisa diandalkan ketika mencapai usia dewasa kelamin. Si burung pencinta akan memiliki performa suara seperti yang diinginkan: ngekek panjang dan gacor. Berikut beberapa suara dari burung lovebird yang memiliki suara ngekek panjang dan gacor.


    Rawatan Rutin Harian

    Keluarkan burung dipagi hari dan digantung diteras atau lebih bagus dibawah pohon, setelah ada sinar matahari pagi sekitar pukul 6.30 hingga pukul 7.00. Hal ini dilakukan supaya Lovebird mendapatan udara segar dipagi hari dan memperbanyak asupan oksigen yang masih bebas dari polusi.
    Setelah burung dijemur dipagi hari, kira-kira setengah jam kemudian mandikan burung dengan cara disemprot menggunakan sprayer dengan setelan lembut sampai basah kuyup agar bugar dan segar. Jangan lupa campurkan shampoo khusus merk JATI JAJAR ke dalam air mandinya dengan perbandingan 2 tutup botol untuk 1 liter air mandinya, hal ini dilakukan supaya burung terbebas dari kuman dan kutu sekaligus untuk menghaluskan bulu burung.
    Setelah beres dimandikan, lalu jemur burung selama -+ 2 jam-an. Dimulai sekitar jam 8.00 sampai jam 10.00-an.
    Setelah dijemur angin-anginkan sepuluh sampai limabelas menit ditempat yang teduh,lalu Krodong sambil diperdengarkan suara masteran hingga pukul 15.00.
    Sore hari angin-anginkan kembali sekitar 30 menit, bila cuaca mendukung bisa dimandikan lagi.
    Malam hari masukan burung didalam rumah dan perdengarkan suara masteran mp3
    Selain perawatan tadi, supaya Lovebird mempunyai suara panjang. Kita bisa masukan burung pada kandang umbaran supaya nafasnya panjang.

    Usahakan menjauhkan burung ini dari gangguan-gangguan yang bisa membuat burung ini  terancam. Seperti : Kucing, tikus, ayam dan hal-hal yang dapat mengganggu kenyamanan, kesehatan, untuk kelangsungan hidupnya.



    Tambahan :
    Variasi pemberian sayuran segar dan Extra Fooding kunci keberhasilan dalam perawatan burung lovebird.
    • Asinan- harus selalu tersedia di dalam sangkar.
    • Pengumbaran- di kandang umbaran dapat dilakukan 4 jam perhari selama 4 hari dalam seminggu.
    • Vitamin- Berikan multivitamin yang dicampur pada air minum seminggu sekali .

    Mungkin itulah isi postingan tentang: Cara Merawat Burung LoveBird Biar Ngekek Panjang yang di dapatkan dari sejumlah LBMania yang sudah berpengalaman. Dan anda juga tak perlu ragu untuk meniru  perawatan dari rekan LBMania lainnya, dan bisa menjadi referensi bersama. Semoga bermanfaat dan terima kasih telah membaca artikel ini.Simak terus miefbird untuk mendapatkan berbagai macam informasi penting seputar dunia burung dan perawatannya

    Untuk makanan : Selain pakan utama berupa biji-bijian, perlu juga diberikan Extra fooding berupa jagung muda, kangkung, toge, apel dll. Pemberian grit juga sangat perlu untuk burung pemakan bijian seperti Lovebird.

    Semoga Bermanfaat :

    Cara Meloloh Anakan Lovebird Dengan Baik


    Cara Meloloh Piyik Lovebir :

    Cara Menyuapi Piyik Lovebird dan Tahap Metode yang cukup penting bagi penangkar Burung Labet. Tidak jarang hobis memelihara burung sejak masih trotolan/kecil atau piyik / anakan. Piyik bisa diperoleh dari penangkar atau peternak, misal piyik cucak rowo, piyik lovebird, piyik murai batu, piyik perkutut, piyik kacer atau piyik kenari. Membeli burung berupa piyik memang lumayan lebih ekonomis, karena harganya cukup murah, namun perawatan yang baik tentulah point penting.

    Berbagai macam tujuan peternak melakukan Hand Feeding (HF) terhadap bayi lovebird (biasa disebut piyik), diantaranya sebagai berikut :
     Meminimalisir tingkat kematian anakan di usia dini (umur 1-10 hari), karena jika anakan yang menetas lebih dari 2 ekor, kebanyakan tidak bertahan hidup, inipun tergantung pada kemampuan indukan dalam merawat anakannya. Kebanyakan indukan akan kewalahan dalam memberikan makananan anakan, porsi makan akan lebih banyak di habiskan oleh anakan yang lebih besar. Disamping itu juga, dikarenakan jumlah anakan yang banyak, anakan yang kecil akan rawan terinjak-injak oleh saudaranya yang lain yang lebih besar.
    Ingin agar anakan yang dihasilkan kemudian hari akan mudah dijinakkan, mudah beradaptasi dengan lingkungan dan manusia serta tidak mudah stress.
    Ingin agar siklus produksi indukan lebih cepat, dengan cepatnya anakan diangkat dari glodok, indukan akan lebih cepat lagi untuk bertelur kembali.
    dan lain sebagainya..

    Persiapan Meloloh Piyik Lovebird
    Umur anakan lovebird yang paling tepat untuk di Hand Feeding (HF) adalah 2 minggu setelah menetas. Biasanya pada umur tersebut mata anakan sudah terbuka dan bulu jarum sudah mulai tumbuh. Anakan lovebird tidak menetas secara bersamaan. Maka berdasarkan urutan menetas, anakan yang paling besar/paling dulu lahir lah yang diangkat terlebih dahulu dari glodok untuk di HF.
    Siapkan kotak inkubator dan perlengkapannya (lampu pijar dan sarang) sebelum memindahkan anakan burung dari glodok ke inkubator. Pemindahan anakan burung lovebird sebaiknya dilakukan pada pagi hari sekitar jam 08.00 pagi, biasanya anakan sudah mendapatkan asupan makanan dari induk. Setelah dipindahkan ke glodok sebaiknya anakan jangan langsung di Hand Feeding (HF), tunggu beberapa waktu hingga makanan yang ada di tembolok habis (yang telah diberikan induk) dan mereka biasanya masih dalam kondisi kenyang.
    Anakan ditempatkan dalam inkubator sesuai dengan ukuran dan umur masing-masing. Jadi sangat perlu untuk menyediakan beberapa sarang di dalam inkubator. Pemilahan anakan berdasarkan ukuran dan umur perlu dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan (terinjak oleh anakan yang lebih besar).


     Ada beberapa alasan mengapa anakan tidak di asuh oleh indukannya :
    1. Karena sang indukan sudah tidak mau lagi meloloh si anak, hal tersebut bisa dikarenakan beberapa faktor :
    - Indukan stress karena glodok (sangkar) terlalu sering di buka oleh sang majikan. ( ini juga tidak berlaku untuk semuah indukan )
    - Indukan sudah birahi ( biasanya terpengaruh oleh extra voding makanan dan vitamin sehingga masa birahi lebih cepat ).
    2. Untuk mendongkrak produktipitas bila kita angkat piyekannya dan di HF sang induk lebih cepat birahi.

    Persiapan dan pelaksanaan HF
    Makanan dan perlengkapannya.
    Untuk  bahan makanannya  menggunakan voor burung ( fan** ) dan bubur bayi Promina rasa beras merah. Untuk rasa yg lain bisa anda share di kotak komentar dan untuk perlengkapannya menggunakan mangkok kecil (cangkir) dan sendok makan bayi serta siapkan kesabaran kita.
    Untuk voor burung sebaiknya di haluskan supaya mudah saat diseduh dengan air panas.
    Perbandingan antara voor dan promina 1 : 1 sendok makan bayi dan disesuaikan dengan umur piyekan.
    Piyekan umur 1 bulan keatas sebaiknya sudah tidak di campur lagi dengan promina cukup voor saja.

    Langkah / Urutan Meloloh Piyik Lovebird
    Perlu dicatat, bahwa urutan berikut di bawah ini bukanlah suatu hal yang baku, jadi Anda dapat melakukannya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi Anda dan selama menurut Anda cocok untuk anakan lovebird Anda.

    Langkah Pertama
    Siapkan beberapa lembar tissue untuk alas anakan yang hendak di Hand Feeding (HF) dan sebagai lap untuk membersihkan sisa-sisa makanan.
    Langkah Kedua
    Buatlah adonan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada kemasan makanan HF yang Anda gunakan. Masing-masing merk biasanya memiliki aturan atau petunjuk penggunaan yang hampir sama.

    Tempatkan wadah untuk membuat adonan, usahakan jangan membuat adonan terlalu banyak, perkirakan adonan akan habis dalam sekali pakai. Adonan dingin atau sisa sangat tidak dianjurkan diberikan kepada anakan. Gunakan air panas untuk membuat adonan, air termos dapat digunakan untuk mencampur adonan tersebut. Suhu air untuk membuat adonan berkisar 46-48 C. Setelah dicampur dengan bahan makanan dan menjadi adonan siap saji, pastikan suhu berada pada kisaran 38-40 C.

    Buatlah adonan dengan encer, dengan perbandingan air dan bahan adonan 2:1, setelah itu dapat diukur kepekatannya dengan menambah air sedikit demi sedikit. Tingkat kekentalan akan semakin bertambah disesuaikan dengan umur dan perkembangan anakan.

     Lakukan Hand Feeding (HF) terhadap anakan yang lebih mudah terlebih dahulu, karena anakan yang lebih mudah cenderung lebih menyukai makanan HF yang hangat.

    Langkah Ketiga 
    Hisap adonan dengan spet/suntikan yang sudah diberi karet pentil pada ujungnya, sebaiknya anda boleh sediakan minimal 2 buah suntikan agar anakan tidak terlalu lama menunggu giliran untuk segera mendapatkan suapan.
    Ambil terlebih dulu anakan yang paling kecil, tempatkan pada tisu atau tempat yang telah disediakan, lalu tempelkan suntikan pada paruh anakan, besar kemungkinan anakan yang pertama kali di loloh akan sulit untuk diloloh, hal ini wajar, karena mereka belum ber adaptasi dengan lingkungan dan makanan yang diberikan, perlahan-lahan anakan akan cepat melahap makanan yang kita suapkan, disinilah diperlukan kesabaran.
        Pada saat melakukan HF sebaiknya kepala anakan dipegang agar pada saat di Hand Feeding (HF) kepala tidak bergerak sehingga ujung suntikan bisa tepat pada paruh anakan dan makanan tidak berceceran.
    Lakukan Hand Feeding (HF) minimal sekitar 3 jam sekali atau sambil dipantau kondisi tembolok anakan, jika telah kosong segera berikan makanan/HF kembali. Durasi pemberian HF akan semakin panjang jaraknya seiring dengan perkembangan dan usia anakan.

    Periode interfal waktu HF yang kemungkinan di gunakan oleh sebagian penangkar / peternak burung labet :
    Pada minggu pertama setiap 1 jam sekali
    Untuk minggu kedua setiap 2 jam sekali
    Lalu minggu ketiga setiap 3 jam sekali
    Kemudian minggu keempat setiap 4 jam sekali ( sudah tidak perlu promina )
    Waktu minggu kelima setiap 4 jam sekali sertakan juga voor yang kering dan tidak di haluskan supaya memancing untuk belajar makan sendiri.
    Kemudian di minggu ke 6 piyekan sudah mulai makan sendiri, jangan lupa tambahkan menu makan yang berupa biji-bijian dan jagung.
    Di minggu kedelapan sudah tidak perlu lagi di kasih voor cukup jagung dan biji-bijian karena sudah memasuki usia ekonomis.

    Metode HF.
    Untuk metode HF  ada beberapa cara metode HF :
    - Menggunakan Spet ( jarum suntik ) yang sudah di modifikasi  mengganti jarumnya dengan pentil sepeda. Metode ini cukup dirasa perlu mempunyai keahlian khusus sebab pentil sepeda kita masukkan dari mulut sampai ke tembolok piyekan baru kita tekan untuk memasukkan makanannya.
    Kelebihan metode ini cukup cepat dalam pemberian makanan. Dan tetap kita perlu berhati-hati.

    Lovebird (LB) tumbuh dengan sehat, tidak rentan sakit, badan besar/bongsor dan bulu rapi, dalam umur 5 bulan, LB sudah terlihat birahi.

    Berikut ini bahan-bahan nya :
    Bahan A
    1. Bubur Bayi (Beras Merah, Kacang Hijau) Merk S*N.

    Bahan B
    1. Kangkung (daunnya saja)
    2. Jagung Manis Muda
    3. Telur Puyuh (kuningnya saja)

    Pengolahan Bahan B :
    - Blender Bahan 1, 2, kemudian saring (ambil hasil blender yang halus saja) buang ampasnya.
    - Campur hasil blender yang telah halus dengan kuning telur, aduk hingga merata.
    - Tim/kukus bahan B.
    - Bahan B ini dapat disimpan di lemari pendingin dengan kemasan yang kedap kurang lebih selama 3 hari, pada saat meloloh ambil seperlunya saja.

    Penyajian pada saat akan meloloh/HF :

    Perbandingan pada saat meloloh antara Bahan A dan B adalah 1 : 1 (misal : 1 sendok makan Bahan A dan 1 sendok makan Bahan B.
    Aduk terlebih dahulu Bahan B dengan air panas (untuk menghilangkan hawa dingin dari lemari pendingin) hingga encer dan merata.
    Tambahkan Bahan A, aduk hingga rata (tingkat kekentalan tergantung usia anakan/piyik).
    Tunggu hingga hangat (jangan meloloh dengan suhu yang panas).
    Penyuapan dapat dilakukan dengan menggunakan sendok kecil, alat suntik (ujungnya diberi pentil sepeda agar lembut).


    Perilaku Murai Batu Yang Memalukan


    Tujuh Perilaku “Memalukan” Murai Batu Di Arena Lomba

    Sedikitnya ada tujuh perilaku “memalukan” murai batu di arena lomba, yaitu:

    1.Burung tidak mau bunyi
    2.Ngebatman dan turun tangkringan
    3.Burung lebih sering mematung
    4.Hanya angkat kepala, lalu menunduk
    5.Terlihat galak, seperti mengejar musuh
    6.Kicauannya monoton
    7.Terlambat panas

    Burung murai batu hampir selalu ditempatkan dalam kelas paling bergengsi pada setiap gelaran lomba burung berkicau. Jenis burung lain yang terkadang menempati kelas utama (tergentung EO dan kota di mana lomba digelar) antara lain kacer, anis merah, dan lovebird. Meski demikian, tidak selamanya murai batu yang berlaga di arena lomba bisa menampilkan performa terbaik untuk ukuran burung itu sendiri. Banyak kejadian “memalukan” mengenai perilaku burung pengicau terbaik di dunia ini ketika berlomba dan bertemu dengan musuh-musuhnya.

    Saya sengaja menulis kata memalukan dalam tanda kutip, sebab perilaku buruk ini sebenarnya bukanlah kesalahan atau kemauan burung murai batu, melainkan kesalahan manusia yang memiliki atau merawat burung tersebut. Sedikitnya ada tujuh perilaku “memalukan” murai batu di arena lomba, yaitu:

    Burung tidak mau bunyi
    Ngebatman dan turun tangkringan
    Burung lebih sering mematung
    Hanya angkat kepala, lalu menunduk
    Terlihat galak, seperti mengejar musuh
    Kicauannya monoton
    Terlambat panas
    Baiklah, kita bahas satu persatu perilaku itu, dan apa penyebabnya dan beberapa alternatif solusi untuk mengatasi problem tersebut.

    1. Burung tidak mau bunyi

    Sepanjang lomba berlangsung, saat sebagian besar musuhnya aktif bekerja, ia malah diam tak bersuara dan hanya meloncat-loncat saja. Kejadian ini biasanya dialami murai batu muda yang kondisi mentalnya masih labil, namun pemilik nekat membawanya ke arena lomba, atau karena dia sengaja ingin memberi pengalaman kepada burung menghadapi lomba.

    Bisa juga burung tersebut mengalami demam panggung. Itu menunjukkan bahwa burung belum mampu beradaptasi sepenuhnya terhadap keramaian, ketika di lapangan banyak manusia, ketika di sekitarnya ada aktivitas orang-orang yang menggantang calon-calon musuhnya.

    Demam panggung bisa dialami MB muda maupun dewasa yang belum benar-benar jinak. Sebab, seperti dituliskan di bagian bawah header omkicau.com, burung jinak adalah:

    Burung yang sudah bersosialisasi dengan lingkungan manusia.
    Burung yang tidak takut dengan makhluk di lingkungan sekitarnya.
    Burung yang secara mental tidak merasa tertekan oleh kondisi apapun.
    Selama burung belum jinak, selama itu pula dia bebas berkicau apalagi gacor. Akibatnya, ketika berada di arena lomba, murai batu yang di rumah sebenarnya gacor, mendadak bisa macet bunyi.

    Kalau niatnya memang ingin memberikan pengalaman baru kepada burung menghadapi situasi lomba (terutama burung muda), saya tidak bisa memberikan komentar apa-apa. Apalagi jika pemilik burung sejak awal sudah menyadari risiko itu.

    Namun, alangkah lebih baik kalau kita memastikan dulu bahwa burung benar-benar jinak, melalui aneka pelatihan atau terapi di rumah, sebelum menerjunkannya ke arena lomba. Ingat, dalam diri burung juga ada memori yang merekam semua kejadian menyenangkan dan tidak menyenangkan.

    Hal ini bukan hanya terjadi pada burung tipe petarung, tetapi juga dijumpai pada beberapa unggas lain seperti ayam, khususnya ayam jantan. Coba perhatikan ayam jantan yang kalah dari jago lainnya. Ketika bertemu dengan lawan yang pernah mengalahkannya, ia pasti akan lari, kecuali jika memisahkan kedua ayam itu dalam jangka waktu lama untuk membuang semua memori menyakitkan itu.

    Jadi, ketika murai batu tiba-tiba mogok bunyi di arena lomba, okelah itu menjadi pengalaman berharga. Tetapi, sesampai di rumah, segera ubah niat untuk kembali melombakannya. Jadikan progam penjinakan sebagai prioritas utama. Setelah burung dapat bersosialisasi baik dengan manusia dan lingkungan di sekitarnya, barulah diterjunkan kembali ke arena lomba.





    2. Ngebatman dan turun tangkringan

    Dalam beberapa kasus, ada juga murai batu yang tidak bunyi di arena lomba, namun hanya ngebatman, lalu turun dari tangkringan dan diam terus sepanjang lomba. Hal ini menunjukkan burung dalam kondisi tidak fit saat dibawa ke arena lomba, dan mempengaruhi kondisi mentalnya.

    Ketika kondisi murai batu tidak fit, dia cenderung membuka kedua sayapnya lebar-lebar ketika melihat musuh-musuh di sekelilingnya, seperti mengabarkan bahwa ia sedang tak bergairah. Makanya, ia kerap turun tangkringan seperti menyerah sebelum bertanding, dan diam terus sepanjang lomba.

    Kemungkinan lain adalah burung dalam kondisi over birahi (OB), akibat penggenjotan ekstra fooding secara berlebihan menjelang lomba dan tidak sesuai dengan karakter burung. Murai batu yang mengalami OB bisa menampilkan beragam ekspresi, mulai dari ngebatman, ngejeruji, hingga mengeluarkan gaya merayu.

    Solusi untuk masalah ini sangat tergantung dari faktor penyebabnya, dan Anda selaku pemilik tentu bisa memprediksinya. Misalnya, apakah burung terlalu sering dilombakan, sehingga nyaris tidak pernah rehat di akhir pekan. Apalagi jika lomba yang diikutinya di luar kota, sehingga menguras energi selama dalam perjalanan.

    Kalau Anda merasa memberikan ekstra fooding terlalu berlebihan, hanya karena mendengar / membaca pengalaman pelomba yang burungnya kerap juara, sebaiknya turunkan porsi pemberian EF jelang lomba. Sebab setelan EF untuk burung yang satu dan burung yang lain tidak selalu harus sama. Juga biasakan memandikan burung sebelum dibawa ke lomba, untuk mencegah kemungkinan OB.


    3. Burung lebih sering mematung

    Ada juga lho perilaku “memalukan” murai batu saat tampil di arena lomba, di depan musuh-musuhnya, di depan puluhan hingga ratusan manusia di sekelilingnya. Penyebabnya masih terkait dengan kondisi mental, yaitu mudah drop ketika melihat sesama murai batu yang bertipe menekan.

    Padahal, di setiap gelaran lomba, pasti ada murai batu dengan tipikal menekan, yang selalu mendahului bersuara ketika musuhnya baru memperlihatkan gerakan atau tanda-tanda mau nampil. MB yang sudah drop mentalnya, biasanya seperti depresi yang dimunculkan dalam bentuk lebih sering diam atau hanya berdiri mematung di atas tangkringan.

    Jika kondisi ini sering dialami murai batu kesayangan Anda, baik di dalam lomba maupun sekadar ditrek dengan sesama MB milik teman, ada beberapa solusi yang bisa membantu mengatasi problem tersebut. Pertama, biasakan ditrek dengan 1-2 ekor MB lain. Kebiasaan ngetrek sangat baik untuk melatih mental burung. Bahkan MB jawara seperti Natalia pun kerap ditrek dengan burung lain. Berikut ini beberapa video MB yang ditrek dengan sesama MB.



    4. Hanya angkat kepala, lalu menunduk

    Pernah melihat murai jantan saat merayu betinanya? Saat merayu, sang murai biasanya menampilkan perilaku seperti ini: berdiri tegak untuk menunjukkan kejantanan dan gaya fighternya, bersuara lirih seperti merayu, kemudian menundukkan kepala sambil sedikit membungkukkan punggungnya pelan-pelan.

    Terkadang murai batu di arena lomba juga menampilkan perilaku seperti itu. Apa penyebabnya. Dalam kasus ini, ada beberapa kemungkinan penyebabnya. Pertama, ada kemungkinan burung tersebut memang benar-benar  dalam kondisi birahi.

    Kemungkinan kedua, itu sudah menjadi karakter dasar dari burung itu sendiri. Kemungkinan seperti ini baru bisa menjadi sebuah kepastian, apabila murai batu selalu berperilaku demikian saat lomba maupun ketika sekadar ditrek dengan sesama MB lainnya di rumah. Jika sudah menjadi kepastian, sebaiknya tidak perlu dipaksakan turun ke arena lomba.

    Tetapi apabila perilaku ini tidak selalu muncul, baik dalam lomba maupun ketika ditrek bersama MB lainnya, berarti kemungkinan besar burung dalam kondisi birahi. Ini bisa diatasi dengan mencari setelan yang pas setiap menjelang lomba, seperti pernah dijelaskan dalam artikel di sini.


    5. Terlihat galak, seperti mengejar musuh

    Saat lomba, murai batu terlihat galak seperti mengejar-ngejar musuh. Dalam beberapa kasus, ketika ada juri yang datang hendak memberikan penilaian, burung juga seperti mengejar-ngejar juri. Begitu garang, sehingga murai malah sering menabrak jeruji sangkar.

    Yang paling “memalukan”, sepanjang lomba burung hanya menampilkan perilaku seperti itu, dan hanya sesekali berdiri tegak di atas tangkringan namun jarang berkicau.

    Ada yang berpendapat bahwa murai dengan perilaku seperti ini justru menunjukkan tipe fighter sejati. Semangat tempurnya tinggi, ingin menguasai semua lawan (termasuk juri, he..he..), dianggapnya arena lomba ini sebagai wilayah teritorialnya, yang harus dipertahankannya.

    Perilaku seperti itu biasanya terjadi akibat burung terlalu diisolasi, atau sangkarnya selalu digantang di tempat tenang, dan jarang diperdengarkan ketemel ketemul lainnya. Karena semangat tempur terlalu tinggi, dengan power bagus, namun karena jarang ditrek dengan sesame MB akibatnya yang muncul ya hanya ingin bertarung saja: instink dasar dari burung murai.

    Hanya saja, semangat tempur itu terlalu tinggi, sehingga malah hilang konsentrasi untuk mengeluarkan performa suara yang menjadi tujuan utama berlomba. Dibutuhkan kesabaran untuk membiasakannya berlomba, disertai dengan perlakuan khusus menjelang lomba sesuai dengan karakter garangnya itu.

    Beberapa solusi yang bisa dilakukan adalah menurunkan porsi pemberian ekstra fooding sekitar 1-2 hari sebelum lomba, atau memandikan burung menjelang lomba, atau kombinasi keduanya. Setiap pemilik / perawat murai pasti bisa mengenali karakter burung yang dipeliharanya, apakah sering mengejar-ngejar musuh, yang bisa dilihat saat disandingkan dengan sesame murai batu atau saat terjun di arena lomba.

    Selain itu, tentu saja burung harus sering ditrek atau disandingkan dengan sesama murai batu, baik di rumah sendiri, atau dibawa ke rumah teman yang memiliki murai batu.


    6. Kicauannya monoton

    Selama lomba, murai batu hanya berkicau dengan suara yang sama dan diulang-ulang. Variasi lagunya sama sekali tidak muncul, alias monoton. Ada dua kemungkinan yang terjadi, dan hanya pemilik atau perawat yang bisa melakukan retrospeksi.

    Pertama, murai batu sejak awal memang sudah kurang isian, namun pemilik terburu nafsu menerjunkan burung terjun di arena lomba. Solusinya, pastikan murai batu sudah memiliki variasi lagu yang lengkap, melalui program pemasteran alami (menggunakan burung / serangga asli) maupun elektronik dan digital (CD master, mp3 aneka suara binatang).

    Kalau Anda merasa murai batu sebenarnya sudah memiliki masteran cukup lengkap, bisa berkicau bagus di rumah, namun saat di lapangan kerap mengulang-ulang suaranya, dapat dipastikan powernya sangat lemah. Mentalnya mungkin tak bermasalah, tetapi kurang tenaga untuk berkicau terus dengan lagu-lagu sesuai dengan masteran.

    Solusi dalam jangka pendek dan menengah, gunakan BirdPower selama 4-5 hari sebelum burung terjun di arena lomba. Produk ini merupakan kombinasi unik antara ATP dan multivitamin lengkap, sehingga bisa mengatasi burung loyo, sekaligus menambah power dan kegacoran pada burung. Cara pakainya bisa dilihat di sini.

    7. Terlambat panas

    Ada beberapa murai batu yang di awal lomba hanya diam selama beberapa menit. Ketika musuh-musuh bekerja, burung tersebut hanya menjadi pendengar saja. Namun, lama-lama burung baru mulai berkicau dan menunjukkan sifat petarungnya.

    Perilaku seperti ini sebenarnya banyak dijumpai di arena lomba. Bahkan burung jawara sekelas Natalia pun pernah mengalaminya, misalnya di Sultan Kasepuhan Cirebon (28/10), sebagaimana pengakuan Wawan yang sehari-hari merawatnya. “Sesungguhnya kerja Natalia saat itu cukup bagus. Hanya saja, waktu juara ketiga, memang sedikit telat (terlambat panas),” ujar Wawan.

    Jika murai batu sering terlambat panas di arena lomba, beberapa solusi yang bisa dilakukan antara lain menaikkan sedikit porsi ekstra fooding agar tubuh bertambah panas. Selain itu, beberapa hari sebelum lomba, burung harus selalu dikondisikan full kerodong.

    Senoga Bermanfaat: